Minggu, 17 Januari 2016

Kesenian Tradisional Brebes


Kesenian Tradisional Brebes


Kesenian merupakan salah satu bagian dari unsure kebudayaan dan tradisi yang berkembang di masyarakat. Kesenian menjadi sesuatu yang melekat dan tak terpisahkan dari suatu kebudayaan. Di mana ada kebudayaan, di situ ada kesenian. Begitu juga di Kabupaten Brebes, yang terdapat beberapa budaya, juga terdapat banyak kesenian yang dikembangkan masyarakatnya. Antara lain:


1. Burok

Burok, istilah ini tidak lepas dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Burok ini berkembang di wilayah Pantura Jawa, termasuk Kabupaten Brebes. Di mana dalam sejarahnya, Burok ini merupakan tradisi yang dikembangkan Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam, sama seperti halnya wayang kulit atau pun wayang golek. Namun kesenian burok ini, lebih berkembang di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Burok merupakan sosok perempuan cantik, yang berbadan kuda terbang. Burok ini untuk menggambarkan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW saat menerima perintah sholat. Di mana saat itu, dikisahkan perjalanan Nabi Muhammad menggunakan burok. Oleh Sunan Kalijaga, digambarkanlah proses perjalanan itu dengan burok, yang sekarang berkembang di masyarakat.

Selain burok, yang digambarkan putri ayu dengan tubuh kuda bersayap itu, juga diiringi dengan berbagai jenis binatang pengiringnya. Seperti harimau, singa, gajah dan lain-lainnya. Kesenian ini juga diiringi dengan masik dan lagu Islami. Namun sekarang ini, musik dan lagu yang mengiri sudah umum, termasuk musik dangdut.

Kesenian burok ini, biasanya ditampilkan saat ada anak yang dikhitan. Anak yang dikhitan itu dinaikkan ke atas burok dan diajak berkeliling kampung. Selain itu, dalam momen-momen tertentu, burok juga menjadi alat untuk membantu syiar Islam, seperti saat bulan puasa, di mana kelompok burok bermain untuk membangunan umat Islam untuk makan sahur. Biasanya dilakukan pukul 01.00 hingga pukul 03.00 WIB.


2. Kuda Lumping

Kuda lumping merupakan tari-tarian yang menggunakan alat bantu berupa kuda yang terbuat dari lumping (kulit hewan) atau sejenisnya. Kuda lumping ini, selain yang hanya berupa tari-tarian, ada juga yang dicampur dengan budaya mistis. Di mana pemain kuda lumping, dengan dibantu seorang pawang, akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Seperti makan pecahan kaca dan paku, maka padi yang masih ada kulitnya, mengupas kelapa dengan mulut dan atraksi-atraksi lainnya.

Kuda lumping ini juga diiringi musik tradisional, yang membuat suasan menjadi menyenangkan. Biasanya, atraksi kuda lumping ini juga diikuti dengan barongan, topeng yang berbentuk menyeramkan dengan mulut yang lebar. Di dalamnya ada orang yang bermain barongan, biasanya sambil membuka dan menutup mulutnya yang lebar, istilahnya caplok.


3. Sintren

Sintren, salah satu kesenian yang berbau magis. Karena dari kesenian yang dibawakan remaja putri itu, banyak peristiswa yang tidak masuk dalam pikiran orang biasa. Di mana seorang sintren, sebelum beraksi hanya seorang putri biasa. Pawang hanya menyediakan baju dan alat-alat rias, dan kemudian putrid remaja yang siap menjadi sintren itu dimasukkan dalam kurungan.

Dan dalam waktu singkat, putri tadi berubah menjadi putri yang sangat cantik. Dengan diiringi musik, putri itu menari dengan gemulai. Namun setiap ada penonton yang memberi uang atau sawer, dengan cara dilempar ke penari putri tadi, justru penari itu langsung pingsan. Sehingga sang pawang harus selalu di dekat penari sintren itu, supaya saat dilempar uang oleh penonton tidak sampai terjatuh dan terluka.

Untuk menjadi penari sintren, salah satu syaratnya adalah anak gadis yang masih perawan. Tidak sembarang orang bisa menjadi penari sintren. Biasanya, penari sintren ini adalah remaja berusia belasan tahun, yang dipastikan masih perawan. Kesenian ini selalu menyedot perhatian penonton setiap kali pentas. Namun kesenian ini sudah jarang dipertunjukkan, hanya momen-moment terentu saja mereka tampil.


4. Kuntulan

Kuntulan merupakan salah satu tradisi masyarakat Pantura, termasuk Kabupaten Brebes. Kuntulan adalah salah satu atraksi dan tari-tarian yang dilakukan peserta perguruan silat. Mereka menampilkan jurus-jurus tertentu, dengan gerakan serempak yang dilakukan beberapa orang. Atraksi dan jurus-jurus ini, dilakukan untuk memperlihatkan kemampuan yang sudah dimiliki peserta selama berlatih silat. Biasanya kuntulan ini dilakukan para santri atau peserta perguruan silat.

Pemain kuntulan, baisanya berpakaian putih-putih, atau hitam-hitam, dengan ikat pinggang menggunakan sarung. Seperti namanya, kuntulan ini memang diambil dari istilah burung kuntul, yang berwarna putih-putih. Dengan gerakannya yang tenang, namun berhasil mendapatkan tujuannya, yakni menangkap ikan. Begitu juga dengan gerakan penari kuntulan tersebut, juga terlihat tenang, namun berisi.

Di wilayah selatan Brebes, ada juga kesenian sejenis kuntulan, yakni rudat. Rudat ini hampir sama dengan kesenian kuntulan, di mana dilakukan secara berkelompok dengan menunjukkan aksi silat yang dilakukan oleh santri atau pun anggota perguruan silat.


5. Tari Topeng

Tari topeng, selama ini dikenal hanya ada di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Padahal dari wilayah Kabupaten Brebes juga ada, karena memang daerah ini berbatasan. Bahkan sebenarnya, beberapa penari topeng berasal dari Brebes, khususnya dari Kecamatan Losari, yang berbatasan dengan Cirebon.

Tari topeng ini sebenarnya tidak beda jauh dengan tari-tari tradisional lainnya. Hanya yang membedakan penggunaan topengnya, itulah kenapa disebut tari topeng.


6. Calung

Calung merupakan musik bambu yang dimainkan beberapa orang. Calung ini berkembang di wilayah selatan Kabupaten Brebes, karena memang musik calung ini lebih dikenal sebagai kesenian daerah Banyumas. Namun di wilayah Kabupaten Brebes, seperti wilayah Paguyangan, Bantarkawung dan Bumiayu juga berkembang musik calung ini.

Bahkan saat ini beberapa calung bukan hanya ada di wilayah selatan Brebes saja, tetapi juga sudah hampir merata di selurh wilayah Kabupaten Brebes. Khususnya di sekolah-sekolah, yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler musik calung.

sumber :
http://muamarrizapahlevi.blogspot.co.id/2015/02/budaya-tradisi-dan-adat-istiadat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar